Senin, 14 November 2011

PEMUDA SEBAGAI PEMIMPIN YANG BERKARAKTER SEPERTI TIMOTIUS

PEMUDA SEBAGAI PEMIMPIN YANG BERKARAKTER SEPERTI TIMOTIUS


Nats: I Tim 4: 12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

1. Siapa Timotius
Sebelum kita belajar lebih jauh tentang kondisi jemaat yang digembalakan bahkan tantangan dalam jemaat yang digembalakan oleh Timotius dan bagaimana kualitas imannya. Pertama kita belajar siapa Timotius itu. Dari arti namanya Timotius adalah Orang yang saleh, orang yang menghormati Tuhan (Honouring of God). Timotius memang layak menyandang nama itu karena sejak kecil dia sudah mengenal ajaran-ajaran Kitab Suci. Alkitab mencatat bahwa Timotius bahwa Timotius lahir dari ayahnya yang seorang Yunani dan Ibunya Eunike seorang Yahudi. Ibunya menanamkan benih yang kekal dalam hidup Timotius sesuai dengan ajaran dan tradisi Yahudi. Selain itu, neneknya yang bernama Louis, juga ikut membangun jati dirinya menjadi orang yang teguh dalam iman. Timotius dibesarkan dan tinggal di Listra, suatu daerah di Provinsi Kilikia.
Paulus mendapatkan Timotius sebagai pembantu pada awal perjalan penginjilan yang kedua. Setelah Paulus mengalami kekecewaan karena perpecahannya dengan Barnabas dan Markus (Kis 15: 39), Tuhan mempertemukan Timotius dan Paulus di Listra (Kis 16: 1-3). Paulus memilihnya sebagai pembantu yang baru. Ternyata bahwa Timotius menjadi pembantu terdekat dari Paulus. Ia disebut dalam 6 surat Paulus sebagai ikut mengirim surat-surat itu (lihat 2 Kor 1:1; Filipi 1:1; Kolose 1:1; I Tes 1:1; 2 Tes 1:1; Filemon 1). Tidak ada pembantu lain yang begitu sering disebut sebagai satu-satunya orang yang sehati dan sepikir dengan Paulus dan yang tidak mencari kepentingannya sendiri, melainkan kepentingan Kristus (Filipi 2: 21,22). Ia menunjukkan pengabdian yang tulus untuk menerima setiap tugas dalam bentuk apapun yang diberikan kepadanya. Ia tidak pernah membantah kepercayaan yang diberikan kepadanya. Semuanya itu diterimanya dengan baik dan bertanggung jawab. Dia sering mendapat tugas khusus dari Paulus untuk ke beberapa tempat untuk mengatasi persoalan di dalam jemaat. Timotius pernah diutus untuk pergi ke kota Berea, Makedonia, Korintus, Filipi dan Tesalonika. Hubungan antara Timotius dengan Paulus sangat akrab sekali digambarkan seperti hubungan bapa dan anak.

2. Pelayanan dan Tantangannya.
a. Pelayanan
Timotius memulai pelayanannya pada usia 15 tahun (siapa dari pembaca yang berusia 15 tahun? Kira-kira seusia itulah Timotius saat itu). Pada saat menerima surat yang pertama (1 Timotius), timotius berusia 33 tahun. Menurut tradisi Yahudi, seseorang dapat dianggap dewasa pada usia 30 tahun. Namun untuk menjadi seorang guru atau pemimpin jemaat, umur sekian ini masih dianggap terlalu muda. Pada usia semuda ini, Timotius harus memimpin dan mengajar orang-orang yang lebih tua daripadanya. Ia dipercayakan oleh Paulus untuk menggembalakan (gembala sidang) jemaat di efesus.
Sebagai gembala sidang, Timotius percayakan untuk:
a. Mengajar tentang tugas seorang pendeta jemaat setempat (I Tim 1: 20)
b. Mengajar tentang ibadah jemaat dan sikap di dalam beribadah (1 Tim 2: 1-15)
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai isi doa anggota jemaat dan bagaimana sikap laki-laki ketika beribadah dan bagaimana sikap seorang perempuan di dalam ibadah.
c. Mengajar tentang syarat-syarat pekerja-pekerja gereja (Penatua/diaken) (1 Tim 3: 1-16)
Dalam bagian ini Rasul Paulus memberikan syarat-syarat seseorang yang akan dipilih menjadi pekerja-pekerja gereja, penatua, dan diaken. Tetapi walaupun demikian syarat-syarat ini juga merupakan pembuktian kedewasaan rohani setiap orang Kristen.
d. Mengajar tentang kehidupan seorang hamba Tuhan dan setiap orang Kristen (1 Tim 4:1 – 6:21)
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang hamba Tuhan haruslah menjadi seorang hamba Tuhan Yesus Kristus yang baik, yaitu tekun dalam mengajar dan setia kepada kebenaran Firman Allah. Dan kehidupannya haruslah dapat menjadi teladan setiap orang, khususnya dalam pergaulannya dengan semua anggota jemaat.

b. Tantangan dalam Pelayanan
Sebagai seorang gembala yang masih belia saat itu Timotius diperhadapkan pada dua masalah, yaitu tantangan yang bersumber dari luar dan dari dalam diri Timotius. Dari luar, pada saat itu berkembang ajaran sesat di Efesus. Ajaran ini mengajarkan tentang keutamaan tubuh. Tubuh harus dijaga dengan baik misalnya dengan olah raga, berpantang makanan tertentu, bahkan kalau perlu tidak menikah. Disamping itu, juga adanya kelompok orang tertentu yang ingin menjadi pemimpin dan pengajar hukum taurat tanpa mengerti hakekat kepemimpinan dan tujuan hukum taurat (I Tim 1: 3-11).
Tantangan kedua justeru ada dalam diri Timotius sendiri. Pada usia semuda ini, Timotius harus memimpin dan mengajar orang-orang yang lebih tua daripadanya. Hal ini membuat jemaat dan orang lain memandang remeh Timotius. Dalam bahasa di sini, mungkin saja ada orang yang berkata dengan sinis, "Huh, anak kemarin sore. Tahu apa kamu?", "Kamu itu masih hijau, tidak usah sok tahu!" atau "Apa sih yang kamu tahu? Tahu nggak, rasanya baru kemarin aku mengganti popokmu."
Dengan kata lain, saat itu jemaat mempersoalkan kewibawaan Timotius sebagai pemimpin mereka. Menghadapi situasi seperti ini, apa yang harus dilakukan Timotius? Bagaimana dia dapat meningkatkan wibawanya di depan jemaatnya? Bagi seseorang, kewibawaan adalah sesuatu yang sangat penting. Tanpa kewibawaan, seorang pemimpin tidak akan mampu mengerakkan anak buahnya. Coba bayangkan seandainya Olga menjadi komandan pasukan tentara. Apa yang terjadi? Mungkin perintahnya akan ditertawakan anak buahnya, karena dia tidak memiliki kewibawaan sebagai seorang komandan militer.
Saya ingat ketika saya akan melayani Kakek saya. Sebagai informasi, kurang lebih 45 tahun kakek saya adalah pemimpin (guru huria) dari sebuah gereja lokal di daerah Parapat. Tentunya sebagai pensiunan pemimpin dari sebuah gereja lokal, beliau sudah banyak mengecap asam garam pelayanan dan yang berhubungan dengannya. Saya ingat saat itu sekitar tahun 2003 atau 2004 ketika saya bergabung pada satu lembaga misi, saya sangat menggebu-gebu untuk menyampaikan injil keselamatan kepada kakek saya. Karena saya masih hijau dalam dunia missi, bukannya saya diterima dengan baik, malah kakek saya saat itu berkata: “kamu tau apa tentang Alkitab? 45 tahun lebih saya melayani di Gereja, kamu baru kemaren. Bapak kamu aja saya yang ajarin apalagi kamu”. Kamu tidak usah cerita apa-apa tentang Alkitab kepada saya, karena pengetahuan kamu masih jauh di bawah saya”.
Hal yang sama, pernah terjadi dengan papa saya. Saat itu saya melayani di PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia). Sebagai pelayan di PGI, saya banyak dekat dengan para pemimpin-pemimpin gereja dari berbagai gereja lokal, mulai dari Ephorus, Bishop dan Pendeta-pendeta senior lainnya. Tentunya ini menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi saya. Dengan sombongnya, saya pulang untuk melayani papa saya dengan harapan saya akan diterima dan tidak ditolak seperti pengalaman dengan kakek saya. Tapi, sama dengan pengalaman di atas, saya pun ditolak juga. Dengan perkataan yang sama, papa saya berkata: “tau apa kamu tentang Alkitab? Biar kamu tahu, saya sudah bolak-balik baca Alkitab ini”. Sebagai seorang penatua di Gereja lokal, benar juga kalau papa saya sudah bolak-balik baca Alkitab. Mulai dari Hari Natal, dalam liturgi anak sekolah minggu dimulai dari kejadian, balik terus dan balik terus sampai di Perjanjian baru yaitu kisah tentang Tuhan Yesus dan Natal berikutnya balik lagi ke kitab Kejadian.
Sebagai orang yang sering kali ditolak, saya mengerti posisi Timotius pada saat itu ketika kewibawaaannya sebagai seorang pemimpin dipertanyakan. Di dalam menghadapi ajaran sesat dan anggapan remeh dari jemaat, maka Timotius harus memiliki wibawa di tengah-tengah jemaat. Bagaimana Timotius mendapatkan wibawa itu? Simak baik-baik nasihat Paulus kepada Timotius.
Menurut Pulus, cara yang terbaik untuk mendapatkan kewibawaan adalah dengan keteladanan hidup. Paulus ingin mentabahkan Timotius dengan mengatakan bahwa orang-orang tidak akan menganggap remeh dia, bila dia menjadi teladan bagi orang-orang percaya. Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu (I Tim 4: 12). Kewibawaan seorang pemimpin rohani tidak terletak pada hal-hal lahiriah seperti kekayaan, usia, kepintaran, penggunaan kekerasan, melainkan di dalam keteladanan hidup. Bilamana orang percaya melihat dalam diri pemimpin itu mencerminkan Kristus maka dengan sendirinya mereka akan menghormatinya.
Ada sebuah contoh keteladanan yang bagus:
Suatu hari ada seorang ibu yang dengan risau menemui Mahatma Gandhi, sambil menggandeng putrinya. Dia menjelaskan bahwa putrinya mempunyai kebiasaan gemar makanan manis. "Dapatkah Mahatma menasihati anak saya dupa meninggalkan kebiasaan buruk itu," pinta ibu kepada Gandhi.
Gandhi berdiam sejenak, lalu berkata, "Bawalah kembali putrimu setelah tiga minggu. Saya akan berbicara kepadanya," kata Gandhi.
Ibu itu lalu pergi. Tiga minggu kemudian, dia kembali lagi bersama putrinya.
Kali ini Gandhi dengan tenang mendekati anak dan dengan kata-kata yang sederhana dia menjelaskan dampak buruk jika makan terlalu banyak makanan manis. Dia meyakinkan supaya anak perempuan itu meninggalkan kebiasaan buruknya.
Sang Ibu merasa lega dan berterimakasih pada Gandhi. Namun, dia itu masih penasaran pada sesuatu. Dia bertanya kepada Gandhi, "Saya ingin tahu, mengapa tiga minggu yang lalu Anda tidak langsung mengatakan hal ini kepada putri saya. Mengapa harus menunggu tiga minggu?"
Dengan sabar Gandhi menjawab, "Soalnya tiga minggu yang lalu saya juga masih ketagihan makanan manis. Selama tiga minggu ini, saya harus menghentikan kebiasaan buruk saya sebelum saya menasihati putri ibu."

Paulus mengatakan bahwa Timotius harus menjadi teladan dalam hal perkataan dan tingkah laku. Itu artinya bahwa perbuatan seorang pemimpin rohani harus sama dengan perkataannya. Gandhi harus berjuang menghentikan kebiasaan buruknya lebih dulu sebelum dia menasihati orang lain supaya menghentikan kebiasaan buruk itu.
Inilah yang disebut dengan INTEGRITAS. Seorang pemimpin harus memiliki integritas. Yang dimaksud dengan integritas di sini adalah antara yang diucapkan oleh pemimpin itu sama dengan yang dilakukannya. Jika pemimpin itu berkata, 'mari kita berantas korupsi', maka dia tidak boleh korupsi. Pemimpin yang baik akan tetap menjaga integritasnya walaupun tidak ada orang yang melihatnya. Sebagai contoh, pada malam hari dia melewati lampu merah yang sepi. Tidak ada satu orang pun di sana. Seandainya dia menerobos lampu merah, tidak ada seorang pun yang tahu. Namun pemimpin yang berintegritas, tidak akan melakukan hal ini sekalipun tidak ada orang yang tahu.
Selanjutnya Paulus mengatakan bahwa keteladaan itu harus harus dinampakkan dalam bentuk kasih, kesetiaan dan kesucian. Dalam hal kasih, Seorang pemimpin yang baik memberikan teladan dalam mengasihi anak buahnya. Misalnya, sekalipun ada anak buahnya yang menentang dia, namun dia tetap mengasihi orang itu. Jika ada anak buahnya yang mengalami kesulitan, dia membantu dengan tulus.
Sementara itu keteladanan dalam kesetiaan ditunjukkan dengan kekokohan imannya kepada Tuhan. Dalam situasi seperti apapun, pemimpin tidak kehilangan keyakinannya atas kuasa Tuhan. Dia selalu mengandalkan Tuhan. Kemudian kesucian ditunjukkan dengan pengendalian dirinya terhadap godaan dosa. Dia berusaha memberi contoh kepada anak buahnya dalam menghadapi segala tantangan dan godaan yang dapat menyebabkannya jatuh ke dalam dosa.

3. Kualitas Hidup Timotius
a. Suka Belajar Firman Tuhan (2Tes 3:15)
b. Memiliki kwalitas iman yang teruji (1 Tes 3:2)
c. Memiliki reputasi yang baik (Kis 16:2)
d. Pemimpin yang setia (1 Kor 4: 17; Filipi 2:22)
e. Sungguh-sungguh memperhatikan orang lain (Filipi 2: 19,20)
f. Disebut manusia Allah atau abdi Allah (1 Tim 6:11). Hal yang sama disebut kepada: Musa, Samuel, Daud)
g. Dipercaya oleh Paulus. Dalam beberapa ayat dalam Alkitab, Rasul Paulus mengungkapkan bagaimana kepercayaannya akan kualitas hidup yang dimiliki oleh Timotius. Lihat Filipi 2: 19-20; 1 Tes 3:2; 1 Kor 16:10. Bahkan Paulus memanggilnya Anak Rohani (1 Kor 4:17), satu-satunya pelayan yang dipanggil anak oleh Paulus dari semua orang yang pernah membantu pelayanan Paulus.

4. Penutup
Zaman akhir ini (the end time) Tuhan sedang mencari pemimpin-pemimpin yang berintegritas tinggi dan memiliki kwalitas hidup. Karena itu, milikilah hidup yang berintegritas dan dan berkwalitas sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang pemimpin, sebagaimana telah ditunjukkan oleh Timotius. Sebagai orang muda saudaralah pemimpin-pemimpin masa kini. Apakah Anda pernah mendengar ada orang yang berkata kepada Anda begini: "Kamu adalah calon pemimpin di masa depan?" Apakah Anda setuju? Kalau saya tidak setuju. Anda adalah pemimpin pada saat ini juga. Bukan pemimpin di masa mendatang. Anda dapat menjadi pemimpin ketika ada di sekolah, di tempat kursus atau les, di lapangan, di tempat bermain, di mal, di pasar. Dimana saja Anda dapat menjadi pemimpin. Ketika Anda menjadi pemimpin, tidak usah merasa risau. Ingatlah nasihat Paulus ini: Kita harus menjadi teladan yang baik bagi orang-orang yang kita pimpin. Bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik? Caranya dengan mempertahankan integritas. Hidup kita harus memberi teladan yang baik. Misalnya, dengan tidak mencontek saat ujian meski ada kesempatan. Dengan menolak merokok meskipun diejek tidak jantan. Kita tidak mau ikut ngerumpi untuk menjelek-jelekkan orang lain, meskipun dicap tidak gaul. Kita tidak mau mencuri mangga tetangga, meskipun tidak ada orang yang tahu. Kita menolak ikut tawuran, walaupun dituduh tidak setia kawan. Jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh, maka orang lain akan merasa segan dan hormat kepada kita. Sekali lagi : Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. TUHAN MEMBERKATI.



Ditulis oleh: Ev. Rinto F. Sirait untuk Kotbah Pemuda GBI Medan Timur.




BELAJAR DARI POHON BADAM

BELAJAR DARI POHON BADAM

"Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam." Yeremia 1:11

Terus Tumbuh dalam Segala Kondisi
Ada sebuah pohon yang disebutkan dalam beberapa kesempatan di dalam Alkitab tapi kurang kita kenal dan jarang sekali disebut namanya, yaitu Pohon Badam. Pohon Badam merupakan pohon yang mampu tumbuh pada keempat musim. Bahkan ketika musim salju, ketika pohon-pohon lainnya kebanyakan meranggas, pohon badam mampu berbunga dengan indahnya. Bunganya yang putih berpadu dengan kemilau salju akan memberi kesan keindahan tersendiri bagi mata kita. Pohon badam ini juga seringkali diasosiasikan dengan pohon yang berbunga lebih awal, karena kemampuannya untuk berbunga disaat pohon-pohon lain masih "tidur" ketika musim salju tiba. Tidak banyak pohon yang bisa bertahan selama empat musim penuh dan terus berbunga, tetapi pohon badam memiliki kelebihan itu. Adalah menarik apabila pohon badam ini berulang kali disebutkan di dalam Alkitab, Tentu ada alasan tertentu mengapa pohon ini dipakai Tuhan dalam beberapa kesempatan untuk menyampaikan sesuatu bagi kita.

Hari ini mari kita lihat sebuah kisah yang tertulis dalam kitab Yeremia. Ketika Yeremia mendapatkan tugas dari Tuhan, Tuhan memberikannya dua buah penglihatan. Yang pertama ia lihat adalah sebatang dahan pohon badam."Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam." (Yeremia 1:11). Apa yang ia lihat merupakan visi yang diberitahukan Tuhan kepadanya. Kita bisa mengetahui bahwa apa yang dilihat Yeremia itu memang benar dahan pohon badam, sebab kemudian Tuhan membenarkan apa yang ia lihat. (ay 12). Kemudian penglihatan kedua pun datang. "Firman TUHAN datang kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya: "Apakah yang kaulihat?" Jawabku: "Aku melihat sebuah periuk yang mendidih; datangnya dari sebelah utara." (ay 13). Jika penglihatan pertama terlihat indah, penglihatan kedua tidaklah demikian. Yeremia menyaksikan datangnya periuk yang mendidih dari utara. Ini menyatakan akan adanya malapetaka yang bakal menimpa penduduk yang jahat di mata Tuhan berasal dari utara. Bahkan Tuhan sendiri memberi penjelasan tentang penglihatan ini. "Lalu firman TUHAN kepadaku: "Dari utara akan mengamuk malapetaka menimpa segala penduduk negeri ini. Sebab sesungguhnya, Aku memanggil segala kaum kerajaan sebelah utara, demikianlah firman TUHAN, dan mereka akan datang dan mendirikan takhtanya masing-masing di mulut pintu-pintu gerbang Yerusalem, dekat segala tembok di sekelilingnya dan dekat segala kota Yehuda." (ay 14-15). Ini merupakan hukuman Tuhan atas segala kejahatan bangsa Yehuda yang sudah sangat keterlaluan pada masa itu. Lihatlah apa kata Tuhan selanjutnya. "Maka Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka, karena segala kejahatan mereka, sebab mereka telah meninggalkan Aku, dengan membakar korban kepada allah lain dan sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri." (ay 16). Menduakan Allah, itu fatal akibatnya. Bagi mereka yang jahat ini Tuhan menghukum dengan kemurkaanNya seperti periuk mendidih. Namun lihatlah di sisi lain, dahan pohon badam tersedia bagi Yeremia dan siapapun yang tetap teguh, taat dan setia kepada Tuhan. Tuhan mengatakan kepada Yeremia: "Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!" (ay 17). Inilah tugas Yeremia, menyampaikan bahwa saatnya sudah tiba bagi hukuman Tuhan untuk jatuh kepada bangsa itu atas kejahatan mereka. pesan Tuhan agar anda segera berbalik dari kejahatan anda, kembali kepada Bapa yang telah begitu banyak menunjukkan kasih dan kebaikanNya kepada anda. Bertobatlah, agar jangan sampai periuk mendidih ini jatuh atas saudara. Janganlah periuk mendidih yang menjadi bagian anda, tetapi hendaknya pohon badam, pohon yang terus tumbuh, berbunga dan berbuah empat musim penuh.

Saya tertarik untuk membandingkan ayat ini dengan apa yang tertulis pada awal kitab Mazmur. "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Pohon badam memiliki karakteristik seperti itu. Ia tidak layu dan terus berhasil tumbuh meski dalam iklim atau musim yang berbeda. Dan kitab Mazmur ini memberikan kunci bagi kita agar bisa memiliki karakteristik yang sama, sama seperti seruan dari Tuhan yang diberikan kepada Yeremia untuk mengingatkan bangsa Yehuda pada saat itu agar bertobat.

Umat Tuhan yang benar seharusnya hidup seperti pohon badam. Di tengah badai apapun, ditengah kesulitan atau lingkungan yang tidak mendukungpun tetap bisa mengeluarkan tunas, berbunga dan berbuah. Seperti itulah gambaran umat Tuhan yang ideal, dan seperti itu pula sebenarnya Tuhan menginginkan kita. Tuhan sendiri telah menyediakan segala yang diperlukan agar kita bisa seperti itu. Dia siap untuk terus menggendong kita sampai tua, "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4), Tuhan bahkan siap untuk berperang bagi kita. "Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berperang untukmu." (Ulangan 3:22). Atau lihat pula apa yang dikatakan Yahaziel ketika ia dihinggapi Roh Tuhan dalam kitab 2 Tawarikh: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." (2 Tawarikh 20:15). Tentu saja ada banyak lagi janji-janji Tuhan lainnya yang akan memampukan kita untuk terus tumbuh berbunga dan berbuah subur sepanjang musim yang akan luput apabila kita tidak tertarik untuk mencari tahu ribuan janji Tuhan yang terdapat di dalam Alkitab. Bagian mana yang akan hadir pada kita dari penglihatan Yeremia, apakah pohon badam atau periuk yang mendidih, semua tergantung dari keputusan anda sendiri dalam menjalani hidup. Oleh karena itu mari Sahabat FEM perhatikan baik-baik cara hidup kita. Sudah sejauh mana kita mengaplikasikan Firman Tuhan dalam hidup, sudah seberapa jauh kita taat dan setia kepadaNya. Itu akan sangat menentukan apa yang akan menjadi bagian kita, apakah pohon badam atau periuk mendidih.

Berjaga-Jaga
Seberapa pentingkah berjaga-jaga bagi kita? Ada banyak orang yang merasa masih terlalu muda untuk itu. Ada yang menganggap bahwa belum saatnya untuk hidup kudus, selagi masih muda, waktu yang ada sebaiknya dipakai untuk bersenang sepuas-puasnya. Urusan hidup kudus adalah urusan orang dewasa atau tua yang secara umum punya waktu yang lebih singkat dibandingkan anak-anak muda. Tapi sesungguhnya tidak seperti itu. Tidak ada yang tahu kapan waktu kita tiba. Bisa puluhan tahun lagi, bisa setahun lagi, bisa sejam, semenit bahkan bisa pula sedetik lagi. Itu adalah rahasia Tuhan yang tidak akan pernah bisa kita ketahui dengan pasti. Jika anda berada di lingkungan yang rawan bahaya, anda tentu akan berjalan lebih waspada. Anda tentu akan berjaga-jaga lebih dari biasanya. Seperti itu pula seharusnya kita berpikir dalam menjalani kehidupan, karena dunia hari ini adalah dunia yang jahat yang penuh dengan godaan dan ancaman dari berbagai arah.

Di atas kita sudah melihat bagaimana karakteristik pohon badam yang mampu terus tumbuh dan berbunga indah dalam keempat musim, termasuk di musim salju yang termasuk musim menyulitkan bagi sebagian besar pohon lainnya. Pohon Badam ini muncul ketika Yeremia mendapat sebuah visi atau penglihatan dari Tuhan. Ayatnya berbunyi demikian: "Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat sebatang dahan pohon badam." (Yeremia 1:11). Ayat ini dalam bahasa Inggris (Amp) nya dijelaskan lebih rinci. Pohon badam atau almond tree dikatakan sebagai "the emblem of alertness and activity, blossoming in late winter." Pohon yang melambangkan kesiagaan dan keaktifan, dan mampu berbunga pada musim salju. Jika kita melihat dalam bahasa Ibrani, Badam diterjemahkan menjadi "yang berjaga" atau "yang bangun". Tentu asal nama ini pada mulanya diambil dari sifat pohon ini yang seolah-olah tetap berjaga dan mampu tetap subur di musim apapun.

Jika di atas saya sudah memaparkan bagaimana karakteristik pohon badam ini bisa menggambarkan bagaimana karakter kita seperti yang diinginkan Tuhan, yang tetap bisa bertumbuh meski dalam kondisi atau situasi apapun, mari kita lihat dari sifat lain sesuai namanya yaitu berjaga-jaga. Kehidupan bagai pohon badam disediakan bagi orang percaya yang tetap setia untuk berjaga-jaga. Tetap stand by, tetap bersiap sedia dan siap siaga, karena tidak satupun dari kita yang tahu kapan akhir itu tiba.

Perumpamaan yang diberikan Yesus sendiri mengenai lima gadis yang bijaksana dan lima gadis yang bodoh dalam Matius 25:1-13 menggambarkan hal ini secara jelas. "Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka." (ay 3-4). Perhatikanlah lima gadis ceroboh dan menganggap sepele tugas mereka, tetapi lima lainnya menyiapkan segalanya dengan baik. Maka ketika pada malam hari sang mempelai pria datang, kedua kelompok ini memperoleh hasil yang berbeda. Gadis-gadis yang bijaksana sudah mempersiapkan minyak sehingga mereka bisa langsung masuk ke dalam ruang perjamuan, tetapi sebaliknya gadis-gadis yang bodoh luput dari kesempatan itu karena mereka masih kalang kabut menyiapkan segala sesuatu ketika saatnya tiba. "Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup." (ay 10). Lewat perumpamaan ini jelas kita melihat seruan untuk berjaga-jaga. Tuhan Yesus sendiri menyimpulkan perumpamaan ini dengan satu kalimat singkat yang tegas: "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." (ay 13).

Dalam kesempatan lain kembali Yesus mengingatkan hal yang sama seperti yang bisa kita lihat pada Matius 24:37-44 yang diberi judul "Nasihat supaya berjaga-jaga". Yesus mengatakan: "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang." (ay 42). Lalu: "Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (ay 44). Seperti halnya pohon badam yang terus mampu bertahan bahkan berbunga, berbuah dalam keempat musim bahkan pada musim yang bagi sebagian besar tumbuhan lainnya akan sangat sulit untuk sekedar bertahan, demikianlah kita semua anak-anakNya yang percaya. Kita harus mampu seperti pohon badam yang terus berjaga-jaga setiap saat sehingga sanggup bertunas, berbunga dan berbuah dalam kondisi seperti apapun. Hendaklah kita terus berjaga, siap siaga kapanpun dan tidak menunda-nunda waktu lagi. Jangan sampai kita lengah atau lalai agar kita tidak luput dari keselamatan yang telah dianugerahkan Tuhan lewat penebusan Yesus. Memang tidak mudah bagi kita, karena setiap saat ada banyak godaan yang siap menjatuhkan kita. Adalah penting bagi kita untuk memperhatikan betul agar jangan lalai dan terus terlena dalam dosa. Tidak ada yang tahu berapa lama lagi kesempatan untuk bertobat dan membersihkan diri dari segala noda dosa itu ada bagi kita. Untuk itulah kita harus senantiasa berjaga-jaga. karena tidak satupun dari kita yang tahu kapan hari itu akan tiba

Senin, 24 Oktober 2011

Buku: Yesus dan Muhammad

Buku: Yesus dan Muhammad

Cover buku Jesus and Muhammad
Sumber:

Daftar isi

 [sembunyikan]

Data Buku: "Yesus dan Muhammad"

Pengarang: Mark A. Gabriel, PhD
Publisher: Charisma House (March 2004)
Language: English
ISBN-10: 1591852919
ISBN-13: 978-1591852919
Diterjemahkan oleh Kimi.

Pendahuluan

Tanpa perlu disangsikan, Yesus dan Muhammad adalah dua orang yang paling berpengaruh yang pernah hidup. Hari ini kita bisa melihat pengaruh mereka pada 2 agama terbesar di dunia: Kristen dengan lebih dari dua milyar pengikut, dan Islam dengan 1,3 milyar.
Ada dua perbedaan yang nyata dari dua kelompok ini. Hampir semua orang Kristen sadar bahwa mereka hanya memiliki sedkit pemahamam mengenai Muhammad dan apa ang diajarkannya. Muslim, di sisi lainnya, percaya bahwa mereka mengena siapa itu Yesus dan apa yang diajarkanNya, tetapi kepercayaan mereka bertentangan dengan apa yang diajarkan Perjanjian Baru.
Jadi pertanyaannya adalah: bgaimana kita bisa melihat gambaran sebenarnya dari dua orang ini pada saat yang bersamaan? Pertama, kita harus mengetahui suatu prinsip penting: kita harus memisahkan antara pemimpin dan pengikutnya. Kita tidak bisa melihat orang Kristen untuk belajar apa yang Yesus ajarkan, atau melihat muslim untuk mengetahuiapa yang Muhammad ajarkan. Kita harus tidak fokus pada aksi dari mereka yang menyebut drinya Kristen atau Muslim. Tidak penting berapa banyak teroris menyebut diri mereka Muslim, dan tidak masalah berapa banyak Nazi atau tentara salib menyebut diri mereka Kristen.
Sebaliknya, kita harus melihat langsung kepada pengajaran dan tindakan dari Yesus dan Muhammad sebagaimana tercatat pada sumber-sumber yang terpercaya.
Ada perbedaan besar antara melihat langsung sumbernya sendiri dan bergantung pada orang untuk mengatakan apa yang sumber itu katakan. Saya percaya itulah sebabnya Muslim tidak memahami Yesus dan Kristen dan orang Kristen tidak memahami Muhammad.
Tujuan buku saya adalah untuk menuntun anda dan mengajak anda ke sumber yang asli jadi anda dapat menemui kedua orang ini sendiri, Anda mungkin bertanya, apa yang membuat saya memenuhi syarat untuk melakukan ini? Jawaban saya ialah saya sudah pernah bertemu dengan kedua orang ini. Walaupun saya memiliki nama Kristen sekarang, saya lahir dengan nama Muslim.Walaupun saya memiliki gelar PhD di ilmu kekristenan, saya juga mmiliki gelar PhD dalam sejarah Islam dari Al-Azhar University di Kairo. Walaupun buku ini ditulis dalam bahasa Inggris, bahasa asli saya adalah bahasa Arab. Saya sudah berjalan di kedua dunia ini.
Di dunia barat, anda memiliki banyak orang yang tahu banyak tentang hidup Yesus. Dan di dunia Islam, anda dapt menemukan banyak Muslim yang ahli tentang kehidupan Muhammad. Tapi sulit untuk menemukan seseorang yang berbicara kepada dunia barat tentang Muhammad dari sumber yang asli.Itulah sebabnya saya merasa memiliki sesuatu yang unik yang dapat ditawarkan. Sebagai referensi, saya menyarankan sekali anda untuk membaca Appendix A dari buku ini, yang menggambarkan sumber yang saya gunakan sebagai informasi mengenai Muhammad dan Yesus. Jika anda orang barat, adalah mustahil untuk anda mengerti kutipan dari sumber Islami kecuali anda membaca Appendix A.
Selebihnya buku ini tertata secara logis untuk membimbing anda kepada topik-topik:
  1. Pada bagian kesatu saya menceritakan latar belakang saya dan bagaimana saya dapat melihat kehidupan Yesus dan Muhammad secara berdampingan. Di saat saya menulis atau berbicara, saya jarang menceritakan latar belakang pendidikan saya secara detail, tetapi saya melakukan di dalam buku ini karena anda harus tahu bahwa informasi mengenai Muhammad datang dari sumber yang dapat dipercaya. Jika anda tidak tertarik membaca kisah saya, silahkan langsung ke bagian kedua.
  2. Di bagian kedua anda akan membaca tentang apa yang Yesus dan Muhammad lakukan selama mereka hidup. Di sini anda akan menemukan berbagai fakta paralel menarik, seperti fakta bahwa keduanya diramalkan saat anak-anak, keduanya memiliki sepupu yang mengenalkan mereka kepad publik, keduanya ditolak oleh kota kelahirannya, keduanya memiliki 12 murid. Pada bagan ini Yesus dan Muhammad akan berjalan bersama-sama dari kelahirannya sampai kematiannya.
  3. Bagian ketiga fokus kepada apa yang mereka wariskan dibalik dari apa yang mereka ajarkan dan contohkan. Perbedaan yang sangat menjadi jelas. Pertama anda akan belajar mengenai klaim diri mereka dan pesannya pada dunia. Hal ini diikuti dengan apa yang Muhammad katakan mengenai Yesus dan apa yang mungkin Yesus katakan mengenai Muhammd. Kemudian kita akan memeriksa aktivitas yang mendominasi hidup mereka. –Untuk Yesus, kesembuhan dan mukjizat; untuk Muhammad, orang suci. Bab 14,15, dan 16, membandingkan pengajaran mereka tentang kasih, doa, dan wanita. Bagian ini diakhri dengan dua bab yang fokus pada kutipan yang menunjukkan (1) perbandingan bagaiman Yesus dan Muhammad bereaksi pada 4 kejadian yang secara kebetulan sama. Dan (2) pengajaran mereka pada 8 subjek utama yang membandingkan ayat demi ayat.
  4. Di bagian 4, saya memberikan ringkasan dari fakta penting mengenai Yesus dan Muhammad dan apa yang terjadi pada diri saya pribadi saya setelah bertemu dengan Yesus dan Muhammad secara berdampingan
Jika anda membaca buku ini di negara yang bebas, anda orang yan beruntung. Anda berhak mencari tahu tentang apapun juga. Banayak orang d dunia Muslim tidak akan pernah tahu informasi dalam buku ini. Pemimpin mereka akan menjauhkannya dari mereka. Bagaimanapun, baik Alkitab maupun Al-Quran mengatakan kebenaran akan membuktikan dirinya sendiri (Kisah Para Rasul 5: 33-40; Surah 2:256).
Jadi mari kita pelajari fakta tentang Yesus dan Muhammad.

Daftar Isi

Introduksi

BAGIAN 1

LATAR BELAKANG SAYA

BAGIAN 2

KEHIDUPAN YESUS DAN MUHAMMAD

BAGIAN 3

WARISAN MEREKA DALAM PERKATAAN DAN PERBUATAN

BAGIAN 4

Kesimpulan
epilog

Jumat, 21 Oktober 2011

Andoy: Kuasa Mengucapsyukur

Ada seorang anak kecil kelas 4 SD yang selalu mengucap syukur dalam keadaan apapun. Ia tinggal di suatu desa Milaor, Camarines Sur,di Negara Filipina. Setiap hari ... untuk sampai ke sekolahnya ia harus berjalan kaki melintasi daerah yang tanahnya berbatu dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang. Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, Andoy selalu mampir sebentar ke Gereja untuk berdoa.
Tindakannya ini diamati oleh Pdt. Agaton. Karena merasa terharu dengan sikap Andoy yang lugu dan beriman tersebut. Suatu hari ketika Andoy hendak masuk ke Gereja Pdt. Agaton menyapanya.
Bpk. Pdt : "Selamat pagi Andoy, apa kabarmu? Apakah kamu akan ke sekolah?"
Andoy : "Ya, Bapa Pendeta!" balas Andoy sambil tersenyum.
Bpk.Pdt : "Mulai sekarang saya akan membantu dan menemani kamu menyeberangi jalan raya tersebut setiap kali kamu akan menyeberang.
Andoy : Terima kasih, Bapak Pendeta."
Bpk. Pdt : "sekarang apa yang akan kamu lakukan?"
Andoy : "Aku hanya ingin menyapa Tuhan Yesus... sahabatku."
Lalu Pendeta itu segera meninggalkan Andoy untuk melewatkan waktunya bersama
Tuhan, tapi kemudian Pdt. Agaton bersembunyi dibalik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andoy.
Andoy mulai berbicara kepada Sahabatnya Andoy: "Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun teman2ku
yang lain melakukannya. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini.Terima kasih buat kue ini Tuhan!. aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku nggak begitu lapar. Lihat, ini sepatuku yang terakhir..mungkin minggu depan aku harus berjalan
tanpa sepatu. Engkau tahu Tuhan sepatu ini akan rusak, tapi tak mengapa..yang terpenting aku tetap dapat pergi ke sekolah.
TuhanKu kata orang-orang kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, karena itu beberapa temanku sudah berhenti sekolah. tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi. Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Sakit sekali, tetapi aku bersyukur karena masih memiliki seorang ibu. Dan rasa sakit ini pasti akan hilang.
Lihatlah lukaku ini Tuhan ??? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, disini bekas lukanya (Andoy memegang bekas lukanya) Tolong jangan marahi Ibuku ya..??? memang dia sedang lelah dan kuatir memikirkan kebutuhan makanan juga biaya sekolahku .. Itulah mengapa dia memukulku. Oh ya..Tuhan. aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang cantik dikelasku, menurutMu apakah dia akan menyukaiku? Ah..bagaimanapun juga aku tahu bahwa Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak perlu menjadi siapapun untuk menyenangkan hatiMu. Engkau adalah sahabatku. Hei.. Tuhan temanku, ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira? Tunggu saja aku punya hadiah untukMu. tapi ini kejutan dan Aku harap
Engkau menyukainya. Ooops aku harus pergi sekarang. Selamat siang"
Kemudian Andoy segera berlari keluar dan memanggil Pendeta Agaton.
Andoy : "Pak Pendeta..Pak Pendeta..aku sudah selesai berbicara dengan Sahabatku,
Tuhan Yesus, skarang anda bisa menemaniku menyeberang jalan”! Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andoy tidak pernah absen sekalipun.
Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat iman dan kepercayaan yang murni kepada Allah dan bersyukur saat situasi yang sulit terjadi seperti yang dimiliki Andoy.
Saat hari Natal tiba, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga dia tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Pengelolaan Gereja diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum, mereka selalu menyalahkan segala sesuatu yang diperbuat orang lain. Hari itu tgl. 25 Desember ketika 4 wanita tua tadi sedang berada di gereja tiba-tiba masuklah Andoy dan hendak menyapa Sahabatnya.
Andoy: "Halo Tuhan..Aku ...'
4 Wanita : "Kurang ajar kamu bocah !!! Apakah matamu tidak melihat kami sedang berdoa ??!!! Keluar.!!!" Andoy begitu terkejut, karena tidak pernah ia diusir oleh
Pdt.Agaton.
Andoy: "Dimana Bapa Pendeta? Dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Sahabatku, hari ini adalah hari ulang tahunNya, aku punya hadiah untukNya ."
Ketika Andoy hendak mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerah bajunya dan mendorongnya keluar. Andoy sedih, bigung dan setelah berpikir sebentar ia tidak mempunyai pilihan lain kecuali sendirian
menyeberangi jalan raya tersebut.
Di situ ada sebuah tikungan yang tidak terlihat pandangan, sebuah bus melaju dengan kencang dan Andoy mulai menyeberang sambil melindungi hadiah tadi di dalam
bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tadi. Tiba-tiba brakkk ... (terdengar bunyi gaduh dan bus tadi berhenti mendadak) Apa yang terjadi? ternyata karena tidak bisa menghindari bus besar tadi Andoy tertabrak dan tewas seketika.
Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh Andoy yang sudah tak bernyawa. Sedih...Saat itu entah darimana munculnya tiba-tiba datang seorang pria berjubah putih dengan wajah yang lembut namun penuh dengan air mata, ia memeluk tubuh Andoy dan menangis. Orang-orangpun heran, mereka penasaran lalu bertanya; Orang-orang : " Maaf Tuan, apakah anda keluarga bocah malang ini ? Apakah anda
mengenalnya ?" Dengan hati yang berduka ia segera berdiri dan berkata: "Anak ini namanya Andoy, Dia adalah sahabatku."
Lalu diambilnya bungkusan hadiah dari dalam baju Andoy dan menaruh didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh Andoy. Kerumunan orang ... tersebut semakin penasaran... Malam itu, Pendeta Agaton menerima berita yang sungguh mengejutkan. Dia berkunjung ke rumah Andoy. Ketika Pdt. Agaton bertemu dengan orangtua Andoy ia bertanya; "Bagaimana anda mengetahui putera anda meninggal ?"
Ibu Andoy menjawab sambil menghapus airmatanya: "Seorang pria berjubah putih
yang membawanya kemari."
Pdt. Agaton bertanya lagi: "Apa katanya ?"
"Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sedih, sepertinya Dia mengenal Andoy dengan baik. Tetapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia membelai rambut Andoy dan mencium keningnya kemudian Dia membisikkan sesuatu" Jawab ayah Andoy.
Pdt.Agaton ; "Apa yang dikatakannya ?"
Ayah Andoy menjawab: " Dia berkata Terima kasih buat kadonya. Aku akan segera
berjumpa denganmu.engkau akan bersamaku." Dan sang Ayah melanjutkan, "Anda tahu kemudian. semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis karena bahagia .. aku tidak dapat menjelaskannya, ketika Dia meninggalkan kami ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, Aku tahu puteraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi Pak Pendeta tolonglah katakan siapakah Pria ini yang selalu bicara dengan puteraku setiap
hari di Gerejamu? anda pasti mengenalnya karena anda selalu berada disana setiap hari, kecuali hari ini saat puteraku meninggal”
Tiba-tiba air mata Pendeta Agaton menetes dipipinya, dengan lutut gemetar Pdt. Agaton berbisik, "Dia tidak berbicara dengan siapa-siapa.. kecuali dengan Tuhan Yesus." Tahukah anda dimana Andoy berada sekarang? Ya ia berada di sorga bersama Tuhan Yesus. Inginkah kita sekalian juga ... berada di sorga nanti? Ya kita semua menginginkannya. Andoy memiliki hati yang selalu bersyukur. Walaupun situasi hidup
yang dialaminya sulit tetapi ia selalu bergembira karena ia tahu Tuhan Yesus sahabatnya selalu mengasihi dia. Melalui peristiwa tabrakan tadi Tuhan Yesus datang menjemputnya ke sorga.

Jumat, 14 Oktober 2011

KEMALASAN

Kemalasan
Amsal 12:27
"Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga."

kemalasanAda 24 jam sehari yang diberikan Tuhan kepada kita untuk dipergunakan. Jika satu jam 60 menit dan satu menit 60 detik, maka 24 jam itu setara dengan 86.400 detik. Itulah total waktu per hari yang diberikan kepada kita untuk dipergunakan. Untuk apa saja waktu sebanyak itu kita manfaatkan setiap hari? Apa yang kita lakukan di dalamnya? Banyak orang yang justru menganggap jumlah itu masih kurang, karena rasa-rasanya tumpukan pekerjaan tidak bisa terselesaikan hanya dalam rentang waktu demikian per harinya. Tetapi sebaliknya ada pula orang yang lebih suka membuangnya sia-sia dengan hal-hal yang tidak berguna. Betapa sayangnya, karena waktu yang sudah berlalu tidak akan pernah bisa kembali lagi dengan cara apapun. Sekali lewat, waktu itu akan berlalu selamanya. Sekali terbuang, waktu tidak akan bisa kita beli kembali dengan harga berapapun. Tetapi tetap saja ada banyak orang yang memilih untuk membiarkan waktu berlalu tanpa diisi dengan apapun yang berguna, baik untuk dirinya sendiri apalagi buat orang lain.

Beberapa hari terakhir kita sudah melihat banyak hal mengenai pentingnya manajemen waktu. Bagi orang yang sangat sibuk, kemarin kita melihat betapa pentingnya untuk belajar mendelegasikan atau membuat struktur kepemimpinan dengan job description jelas dan lengkap agar suatu pekerjaan itu bisa berjalan lebih efektif dan efisien. Selalu berusaha untuk bekerja sendirian dan menyelesaikan semuanya sendirian merupakan salah satu kesalahan terbesar dari banyak orang yang sibuk dalam pekerjaannya. Mungkin anda merasa tidak punya wewenang untuk menentukan pembagian struktur kepemimpinan karena anda hanyalah bawahan, tetapi dalam rapat-rapat perusahaan itu selalu bisa didiskusikan, atau di antara teman sekerja. Kita sudah melihat pandangan maju Yitro tentang manajemen yang ia sampaikan atas dasar rasa kasihannya melihat kesibukan Musa dalam melakukan panggilan Tuhan atasnya. (Keluaran 18:13-27).  Musa sebenarnya menjalankan dengan sungguh-sungguh, bahkan ekstra sungguh-sungguh. Ia menghabiskan seluruh waktunya untuk membenahi bangsa Israel yang berjumlah sangat banyak tetapi bandelnya bukan main. Musa melakukan hal yang baik dan benar, tetapi ia melupakan pentingnya sebuah pengaturan atau manajemen agar waktu yang dipergunakan bisa lebih efektif dan hasilnya pun akan lebih baik. Itu buat orang yang sibuk. Hari ini mari kita lihat sebaliknya, yaitu orang-orang yang memilih untuk membuang waktu secara sia-sia dengan kemalasannya. Manajemen waktu bukan saja menjadi hal penting untuk dilakukan oleh orang-orang yang sangat sibuk dan sering tertimbun pekerjaan, tetapi juga seharusnya menjadi pemikiran yang penting bagi mereka yang suka bermalas-malasan. Adalah penting untuk memikirkan apa yang bermanfaat yang bisa kita lakukan setiap hari, baik untuk diri sendiri maupun bagi sesama, tidak membuang waktu begitu saja. Pemanfaatan waktu dengan baik juga merupakan salah satu bagian dari pengaturan atau manajemen waktu. 

Mari kita lihat sedikit kisah ketika bangsa Israel berada di Silo (Yosua 18). Pada saat itu segenap umat Israel berkumpul dan mendirikan Kemah Pertemuan di sana. Tuhan telah menyertai mereka sedemikian rupa sehingga negeri yang dijanjikan Tuhan kepada mereka itu secara umum telah berhasil mereka taklukkan. Meski Tuhan sudah memberkati mereka dengan tanah yang melimpah madu dan susunya seperti itu, dan Tuhan sendiri pula sudah menyertai mereka dalam setiap langkah untuk merebut tanah yang dijanjikan itu, tetapi tetap saja suku-suku tersebut enggan berangkat berperang untuk menguasai wilayah yang masih tersisa. Tuhan sudah menyediakan segalanya dan membantu, tetapi mereka masih juga malas-malasan. Maka akhirnya datanglah teguran melalui Yosua atas mereka. "Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?" (ay 3). Sikap malas dan senang menunda-nunda ternyata bukan hanya penyakit di jaman sekarang, tetapi sudah ada sejak dulu dan terus membudaya dan dilakukan banyak orang hingga hari ini. Pesan yang sama berlaku pula bagi kita. Berapa lama lagi kita harus bermalas-malasan sehingga tidak pergi menggapai janji-janji yang telah disediakan Tuhan bagi kita?

Ada banyak ayat yang menggambarkan ketidaksukaan Tuhan atas orang-orang yang malas. Salah satunya dikatakan: "Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga." (Amsal 12:27). Bagaimana kita bisa menangkap janji Tuhan jika kita enggan atau malas bergerak untuk mulai melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh? Sangat disayangkan ketika Tuhan sudah meletakkan berkat-berkatNya di depan kita, tetapi kemalasan membuat kita tidak akan pernah bisa meraihnya. Mengharapkan berkat tanpa adanya usaha sama saja dengan mengharapkan bintang jatuh dari langit. Kemalasan seringkali menjadi penyebab gagalnya kita untuk menerima berkat-berkat Tuhan. Kita harus mulai melakukan sesuatu dan berhenti membuang-buang waktu serta kesempatan.

Dalam Amsal ada sebuah ayat yang menarik yang menggambarkan orang malas bagaikan sebuah pintu. "Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya." (Amsal 26:14). Perhatikanlah cara kerja sebuah pintu. Pintu hanya berputar pada engselnya. Bergerak sih bergerak, tapi tidak berpindah, alias hanya berputar ditempatnya saja. Orang yang malas untuk mulai melakukan sesuatu pun seperti itu, hanya akan berjalan di tempat dan tidak akan berpindah posisi. Jika malas menjadi kebiasaan kita, bagaimana kita bisa maju? Dalam ayat 16 kita membaca demikian: "Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana." (ay 16). Ayat ini menggambarkan lebih lanjut mengenai sikap orang yang malas. Meskipun banyak orang yang memotivasi, bahkan mungkin siap membantu, mereka tetap saja tidak mau memulai. Mereka tidak mau repot, mungkin terlalu malas untuk keluar dari zona nyaman mereka. Yang kerap terjadi selanjutnya adalah sikap untuk mencari pembenaran diri akibat kemalasannya sendiri.

 Kemalasan tidak akan membawa manfaat apa-apa dan hanya akan merugikan. Tuhan pun sangat tidak suka pada pemalas. Dalam perumpamaan tentang talenta, kita melihat apa jawaban Tuhan pada si hamba yang tidak mempergunakan dan melipatgandakan talenta yang telah dipercayakan padanya. "Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?" (ay 25:26). Dan bagi mereka ini, tempat yang disediakan adalah tempat yang tergelap yang penuh ratap tangis dan kertak gigi. (ay 30). Jika kita melihat tokoh-tokoh Alkitab pilihan Allah, semuanya yang dipilih adalah orang-orang yang giat bekerja, bahkan kita sering melihat orang-orang yang ketika mendapatkan panggilan justru tengah bekerja. Tuhan tidak mau memakai orang malas. Bahkan di dalam Alkitab tegurannya sungguh keras. "..jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10).

Kemalasan bukanlah semata-mata berbicara mengenai orang yang tidak mau bekerja saja, tapi juga mengenai orang yang tidak disiplin, malas berusaha atau malas mencari Tuhan. Salomo juga menegur para pemalas untuk belajar dari semut dalam Amsal 6:6 yang berkata "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak." Bayangkan semut yang ukurannya begitu kecil, lemah dan bisa mati dengan sedikit pencetan saja dari manusia, tetapi untuk urusan kerajinan, kita yang berukuran ratusan kali lebih besar dan lebih kuat ternyata harus belajar dari seekor semut. Maka dengan tegas teguran pun datang dalam hal ini."Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata." (ay 9-11). Kemiskinan, itulah yang menjadi dampak atau akibatnya.

Kemiskinan itu kerap merupakan hasil dari kemalasan, dengan kata lain kemalasan menjadi sumber dari segala kemiskinan. Apakah itu miskin harta, miskin ilmu, miskin hikmat, miskin pemikiran, miskin pengertian, juga miskin rohani. Tuhan memberikan 24 jam sehari, dan itu seharusnya kita syukuri. Bukan saja dengan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, namun bentuk rasa syukur pun akan sangat indah apabila kita wujudkan dengan keseriusan kita untuk memanfaatkannya dengan baik demi kepentingan yang baik pula, bagi diri kita sendiri juga kepada sesama. Sayangnya masih banyak dari kita tidak memaksimalkannya. Sadarilah sedini mungkin bahwa waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. Mulailah belajar menghargai waktu sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia. Kita harus melatih diri kita untuk disiplin dan tidak berkompromi pada kemalasan, karena gaya hidup malas tidak boleh menjadi bagian dari gaya hidup kita. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu yang dititipkan Tuhan kepada kita? Mulailah bangkit dan lakukan sesuatu. Do something for ourselves, for others, and most of all, for the glory of God. Atur dan manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya, dan itulah cara yang sangat baik untuk menunjukkan rasa terimakasih kita kepada Tuhan.

Selasa, 11 Oktober 2011

Datanglah Sebagaimana Adanya

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dalam ketidak percayaan. Tidak mungkin ini tempatnya. Sebenarnya, tidak mungkin aku diterima di sini. Aku sudah diberi undangan beberapa kali, oleh beberapa orang yang berbeda, dan baru akhirnya memutuskan untuk melihat tempatnya seperti apa sih. Tapi, tidak mungkin ini tempatnya. Dengan cepat, aku melihat pada undangan yang ada di genggamanku. Aku memeriksa dengan teliti kata-katanya, "Datanglah sebagaimana adanya kamu. Tidak perlu ditutup-tutupi," dan menemukan lokasinya.

Ya.. aku berada di tempat yang benar. Aku mengintip lewat jendelanya sekali lagi dan melihat sebuah ruangan yang penuh dengan orang-orang yang dari wajahnya terpancar sukacita. Semuanya berpakaian rapi, diperindah dengan pakaian yang bagus dan terlihat bersih seperti kalau mereka makan di restoran yang bagus. Dengan perasaan malu, aku memandang pada pakaianku yang buruk dan compang camping, penuh dengan noda. Aku kotor, bahkan menjijikan.

Bau yang busuk ada padaku dan aku tidak dapat membuang kotoran yang melekat pada tubuhku. Ketika aku akan berputar untuk meninggalkan tempat itu, kata-kata dari undangan tersebut seakan-akan meloncat keluar, "Datanglah sebagaimana kamu adanya. Tidak perlu ditutup-tutupi."

Aku memutuskan untuk mencobanya. Dengan mengerahkan semua keberanianku, aku membuka pintu restoran dan berjalan ke arah laki-laki yang berdiri di belakang panggung.

"Nama Anda, Tuan ?" ia bertanya kepadaku dengan senyuman.

"Daniel F. Renken," kataku bergumam tanpa berani melihat ke atas. Aku memasukkan tanganku ke kantongku dalam-dalam, berharap untuk dapat menyembunyikan noda-nodanya.

Ia sepertinya tidak menyadari kotoran yang berusaha aku sembunyikan dan ia melanjutkan, "Baik, Tuan. Sebuah meja sudah dipesan atas nama Anda. Anda mau duduk ?"

Aku tidak percaya atas apa yang aku dengar! Aku tersenyum dan berkata,"Ya, tentu saja!"

Ia mengantarkanku ke sebuah meja dan, cukup yakin, ada plakat dengan namaku tertera dengan tulisan tebal merah tua.

Ketika aku membaca-baca menunya, aku melihat berbagai macam hal-hal yang menyenangkan tertera di sana. Hal-hal tersebut seperti "damai", "sukacita","berkat", "kepercayaan diri","keyakinan", "pengharapan", "cinta kasih", "kesetiaan", dan "pengampunan".

Aku sadar bahwa ini bukan restoran biasa! Aku mengembalikan menunya ke depan untuk melihat tempat di mana aku berada. "Kemurahan Tuhan," adalah nama dari tempat ini!

Laki-laki tadi kembali dan berkata, "Aku merekomendasikan sajian spesial hari ini. Dengan memilih spesial menu hari ini, Anda berhak untuk mendapatkan semua yang ada di menu ini."

Kamu pasti bercanda! pikirku dalam hati. Maksudmu, aku bisa mendapat SEMUA yang ada dalam menu ini?

"Apa menu spesial hari ini?" aku bertanya dengan penuh kegembiraan.

"Keselamatan," jawabnya.

"Aku ambil," jawabku spontan.

Kemudian, secepat aku membuat keputusan itu, kegembiraan meninggalkan tubuhku. Sakit dan penderitaan merenggut lewat perutku dan air mata memenuhi mataku.

Dengan menangis tersedu sedan, aku berkata, "Tuan, lihatlah diriku. Aku ini kotor dan hina. Aku tidak bersih dan tidak berharga. Aku ingin mendapat semuanya ini, tapi aku tidak dapat membelinya."

Dengan berani, laki-laki itu tersenyum lagi.

"Tuan, Anda sudah dibayar oleh laki-laki di sebelah sana," katanya sambil menunjuk pintu masuk ruangan. "Namanya Yesus."

Aku berbalik, aku melihat seorang laki-laki yang kehadirannya membuat terang seluruh ruangan itu.

Aku melangkah maju ke arah laki-laki itu, dan dengan suara gemetar aku berbisik, "Tuan, aku akan mencuci piring-piring atau membersihkan lantai atau mengeluarkan sampah. Aku akan melakukan apa pun yang bisa aku lakukan untuk membayar-Mu kembali atas semuanya ini."

Ia membuka tangannya dan berkata dengan senyuman, "Anakku, semuanya ini akan menjadi milikmu, cukup hanya bila kamu datang kepadaKu. Mintalah pada-Ku untuk membersihkanmu dan Aku akan melakukannya. Mintalah padaKu untuk membuang noda-noda itu dan itu terlaksana. Mintalah padaKu untuk mengijinkanmu makan di meja-Ku dan kamu akan makan. Ingat, meja ini dipesan atas namamu. Yang bisa kamu lakukan hanyalah MENERIMA pemberian yang sudah Aku tawarkan kepadamu."

Dengan kagum dan takjub, aku terjatuh di kakiNya dan berkata, "Tolong, Yesus. Tolong bersihkan hidupku. Tolong ubahkan aku, ijinkan aku duduk di meja-Mu dan berikan padaku sebuah hidup yang baru."

Dengan segera aku mendengar, "Sudah terlaksana."

Aku melihat pakaian putih menghiasi tubuhku yang sudah bersih. Sesuatu yang aneh dan indah terjadi. Aku merasa seperti baru, seperti sebuah beban sudah terangkat dan aku mendapatkan diriku duduk di mejaNya.

"Menu spesial hari ini sudah dipesan," kata Tuhan kepadaku. "Keselamatan menjadi milikmu."

Kami duduk dan bercakap-cakap untuk beberapa waktu lamanya dan aku sangat menikmati waktu yang kuluangkan denganNya. Ia berkata kepadaku, kepadaku dan kepada semua orang, bahwa Ia ingin aku kembali sesering aku ingin bantuan lain dari kemurahan Tuhan. Dengan jelas Ia ingin aku meluangkan waktuku sebanyak mungkin denganNya.

Ketika waktu sudah dekat bagiku untuk kembali ke 'dunia nyata', Ia berbisik padaku dengan lembut, "Dan Daniel, AKU MENYERTAI KAMU SELALU."

Dan kemudian, Ia berkata sesuatu yang tidak akan pernah aku lupakan.

Ia berkata, "Anakku, lihatkah kamu beberapa meja yang kosong di seluruh ruangan ini?"

"Ya, Tuhan. Aku melihatnya. Apa artinya?" jawabku.

"Ini adalah meja-meja yang dipesan, tapi tiap-tiap individu yang namanya tertera di tiap plakat ini belum menerima undangan untuk makan. Maukah kamu membagikan undangan-undangan ini untuk mereka yang belum bergabung dengan kita?" Yesus bertanya.

"Tentu saja," kataku dengan kegembiraan dan memungut undangan tersebut.

"Pergilah ke seluruh bangsa," Ia berkata ketika aku pergi meninggalkan restoran tersebut.

Aku berjalan masuk ke "Kemurahan Tuhan" dalam keadaan kotor dan lapar. Ternoda oleh dosa. Asalku bagai kain tua yang kotor. Dan Yesus membersihkanku. Aku berjalan keluar seperti orang yang baru.. berbaju putih, seperti Dia. Dan, aku menepati janjiku pada Tuhanku.

Aku akan pergi.

Aku akan menyebarkan luaskan perkataanNya.

Aku akan memberitakan Injil ...

Aku akan membagikan undangan-undangannya.

Dan aku akan memulainya dengan kamu.

Pernahkah kamu pergi ke restoran "Kemurahan Tuhan?" Ada sebuah meja yang dipesan atas namamu, dan inilah undangan untukmu... "DATANGLAH SEBAGAIMANA KAMU ADANYA. TIDAK PERLU DITUTUP-TUTUPI."

DIBERKATI DAN MENGHASILKAN BUAH

DIBERKATI DAN MENGHASILKAN BUAH
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.(Yohanes 15:7)

Sesuai dengan tuntunan gereja kita tahun ini bahwa tahun 2011 adalah tahun Multiplikasi dan Promosi. Sebelum saya menguraikan lebih lanjut tentang kunci diberkati dan menghasilkan buah (Multiplikasi dan Promosi) sampai bulan Oktober ini berapa orang dari saudara yang sudah mengalami Multiplikasi dan Promosi dari Tuhan Yesus?
Kalau saudara membaca perikop dari firman Tuhan ini dengan lengkap (1-8), maka saudara akan menemukan satu kunci bagaima untuk bisa menghasilkan buah, bagaimana untuk mengalami multiplikasi dan promosi, bagaimana supaya doa-doa saudara dijawab oleh Tuhan? Kuncinya adalah tinggal di dalam Pokok Anggur tersebut.

Tinggal di Dalam Pokok Anggur
Ketika manusia pertama diciptakan ada hubungan yang harmonis antara pencipta dengan Adam dan Hawa sebagai manusia yang diciptakan, dimana Tuhan sang pencipta selalu bersama Adam-Hawa demikian juga sebaliknya. Tetapi ketika manusia jatuh dalam dosa maka hubungan itupun terputus dan manusia itu ‘dibuang’ dari ‘lingkungan’ Allah walaupun tidak pernah dan tak akan pernah dibuang dari hati-Nya Allah. Maka sejak Zaman para Nabi, Allah selalu mengambil inisiatif bagaimana supaya manusia kembali tinggal di dalam lingkungannya Allah. Berbagai aturan, hukum dan standard Tuhan berikan untuk satu tujuan supaya manusia itu bisa kembali tinggal di dalam lingkungannya Allah. Tinggal di dalam Allah berarti juga menjadi bagian dari Kerajaan Allah yaitu surga yang kekal.
Hari-hari ini banyak orang berpikiran bahwa surga adalah tempat orang-orang baik dan neraka adalah tempat orang jahat/ bandal, maksudnya kalau selama hidup dia berkelakukan baik maka kelak dia akan masuk surga dan juga sebaliknya. Mindset ini sudah tertanam sejak dini, sejak kanak-kanak, bahkan tidak jarang pengajaran yang salah ini dimulai dari sekolah minggu, dimana seorang guru sekolah minggu mengajarkan kepada anak-anak sekolah minggu-nya demikian: “Anak-anak jadilah kamu menjadi orang baik supaya nanti masuk sorga, jangan suka bandel dan melawan nanti bisa masuk neraka lho. Siapa yang mau masuk surga? Karena itu harus menjadi anak yang baik dan tidak suka melawan”. Bahkan ada satu lagu sekolah minggu yang inti syairnya hampir sama dengan pengajaran yang diberikan guru sekolah minggu di atas. Bahkan hal ini sudah membudaya di masyarakat kita yang majemuk dimana untuk mendapatkan segala sesuatu harus ada usaha, sehingga orang juga mengajarkan untuk mendapatkan surga maka harus berbuat baik.
Kalau surga diberikan kepada orang yang berbuat baik (standar kebaikan tentunya tidak pernah melakukan satu kesalahan pun) maka adakah dari antara saudara yang akan memperoleh surga itu? Saudara mungkin berkata: saya sudah melayani, saya hamba Tuhan atau saya sudah menggambalakan suatu gereja, saya penginjil bahkan jenis pelayanan lainnya, tapi adakah diantara saudara yang membaca artikel ini yang tidak pernah melakukan satu dosa pun? Jika kita semua sudah pernah melakukan dosa, masihkah bisa dikatakan baik? Tentunya tidak. Karena Yakobus 2:9 mencatat: Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
Roma 9: 31-32 mencatat bahwa “Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan”. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa walaupun bangsa Israel yang notabene adalah bangsa pilihan berusaha untuk mengejar hukum yang mendatangkan kebenaran (right standing with God) tapi usaha ini tetap sia-sia karena mereka tidak sampai kepada kebenaran tersebut. Karena tentunya mereka pasti melakukan kesalahan.
Sesungguhnya surga itu merupakan sebuah anugerah yang Tuhan berikan kepada semua manusia secara cuma-cuma, bukan karena usaha atau pekerjaan baik, bukan karena kesalehan hidup atau karena pelayanan. Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Jadi keselamatan/ surga Tuhan berikan semata-mata oleh kasih karunia Tuhan Yesus kepada manusia. Hanya respon iman yang harus anda berikan sehingga keselamatan itu menjadi milik saudara bukan karena kesalehan hidup dan pelayanan yang diberikan. Sekaliber apapun saudara melayani maka hal tersebut tidak menjadi penentu.
Matius 7: 22-23 memberikan fakta kepada kita bahwa Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Kalau anda melihat uraian dari Firman Tuhan ini, kira-kira siapa orang yang dimaksud dalam konteks ini? Siapa orang yang biasa bernubuat, mengusir setan dan mengadakan mujizat? Jemaat biasa? Bukan. Pendeta? Iya. Orang-orang yang disebutkan dalam konteks ini adalah para hamba-hamba Tuhan dan penginjil-penginjil, mungkin seperti saya sendiri.
Apa yang salah dengan mereka sehingga pada akhirnya mereka ditolak? Apakah karena mereka tidak setia seperti tanggapan sebagian orang? Ayat tersebut tidak mengatakan demikian. Apakah karena pelayanan mereka (bernubuat, mengusir setan dan melakukan mujizat)? Apakah bernubuat salah? Apakah mengusir setan di dalam nama Tuhan Yesus itu salah? Apakah melakukan mujizat di dalam nama Tuhan Yesus itu berdosa? Tidak. Lalu kenapa mereka ditolak bahkan pada disebut sebagai pembuat kejahatan? Perhatikan kata ‘kami’ pada ayat di atas. kami bernubuat demi nama-Mu, kami mengusir setan demi nama-Mu, dan kami mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu. Kata kami dalam konteks ini menunjukkan pengandalan diri dari orang tersebut. Jadi yang membuat mereka ditolak bahkan disebut pembuat kejahatan karena mereka beranggapan bahwa dengan pelayanan mereka, maka mereka dilayakkan untuk menerima keselamatan tersebut. Bukahkah banyak gereja hari-hari ini masih mengajarkan hal-hal yang seperti itu? Saya katakan: bertobatlah gereja dan organisasi pelayanan yang mengajarkannya sebelum Tuhan sendiri ‘mengenyahkan’ dan menganggap anda pembuat kejahatan. Dan kalau ada dari para sahabat yang masih memiliki konsep bahkan mengajarkan hal yang sama, bertobat!
Jadi, kalau demikian halnya bagaimana agar keselamatan itu menjadi bagian anda? Roma 10: 9-10 menguraikan “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati berbicara tentang iman.
Iman memiliki tiga content penting didalamnya, yaitu: pengetahuan, persetujuan dan pengakuan/ pengandalan. Misalkan, saat anda sedang menderita sakit demam. Anda tahu bahwa dr. Iskandar Chandra seorang dokter bahkan seorang dokter yang diurapi oleh Tuhan, apakah dengan hanya mengetahui bahwa dr. Iskandar Chandra seorang dokter yang diurapi oleh Tuhan lantas anda menjadi sembuh? Tidak. Dibutuhkan persetujuan. Oke, anda tahu dan setuju bahwa dr. Iskandar Chandra seorang dokter yang diurapi oleh Tuhan, apakah dengan demikian lantas penyakit anda sembuh? Tidak. Dibutuhkan pengandalan diri yaitu anda datang ke klinik GBI Medan Plaza dan berobat disana, maka dr. Iskandar Chandra akan memeriksa dan mengobati serta mendoakan anda seperti yang biasa beliau lakukan.
Jadi keselamatan juga berlaku sama. Dengan mengetahui dan setuju bahwa Tuhan Yesus naik di atas kayu salib untuk menebus dosa setiap umat manusia tidak lantas membuat anda diselamatkan. Anda perlu mengandalkan Dia, mengaku dengan mulut dan percaya di dalam hati saudara maka keselamatan akan dianugerahkan kepada anda. Yohanes 6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya (who adheres to, trusts in, relies on, and has faith in Me), ia mempunyai hidup yang kekal. Hidup yang kekal, keselamatan yang kekal diberikan kepada orang yang percaya. Hanya percaya.
Sebelum saya membukakan rahasia berikutnya, saya rindu mengucapkan doa di bawah ini dengan kesungguhan hati saudara:
Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!
Jika saudara mengucapkan doa di atas dengan penuh kesungguhan hati. Sesuai dengan kebenaran firman Tuhan saya berkata: Saat ini anda sudah berada dalam lingkungan Allah dan saat ini anda sudah melekat dengan Pokok Anggur tersebut. Selamat datang dalam keluarga Allah.

Janji-Janji Tuhan Yesus
Ketika anda mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati bahwa Yesus sebagai juruslamat anda pribadi maka Yesus menyebut saudara sebagai anak-Nya. Lalu sebagai anak, berkat apa yang Tuhan janjikan kepada saudar? Roma 8:17 menegaskan demikian: Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Di dalam bahasa Ibrani kata ahli waris diterjemahkan dari kata: klhronomov (kleronomos), artinya: ahli waris, berhak menerima, seorang ahli waris, menjadi ahli waris, orang yang telah memperoleh atau memperoleh bagian. Sebagai anak-anaknya saudara dan saya berhak menerima apa yang sudah dijanjikan bagi setiap anak-anakNya yang percaya kepada-Nya.
Kembali kepada Yohanes 15:7 di atas yang mengatakan Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Firman Tuhan memberikan jaminan bahwa apa saja yang kita doakan, maka Tuhan akan memberikan. Jadi apapun yang menjadi kerinduan saudara di tahun Multiplikasi dan Promosi ini, karena anda sudah menjadi anak-Nya, percayalah itu akan Tuhan berikan kepada anda. Bahkan 1 Korintus 2:9 Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  Ijinkan saya mengutip perkataan hambaNya: Percayakah engkau akan hal ini? Jadilah padamu seperti yang engkau imani…