Selasa, 22 Februari 2011

Multiplikasi dan Promosi: Hidup Yang Berbuah


HIDUP YANG BERBUAH
Mazmur 1: 1-3


1. Tidak Hidup di Jalan orang Fasik
Ayat 1: Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Menurut versi bahasa Inggris kata berbahagia ini diterjemahkan dari kata BLESSED = Diberkati. Yang diberkati (Bahagia, beruntung, makmur dan patut ditiru) adalah orang yang tidak berjalan dan hidup menurut nasehat orang yang tidak beriman (ungodly) [nasehat mereka, rencana mereka, tujuan mereka] ataupun berdiri (tunduk ataupun tidak aktif) cara berjalan/ cara hidup orang berdosa maupun duduk (istirahat dan rileks) dengan orang yang selalu mengejekan/ penuh dengan ejekan.

Pertama dikatakan, diberkatilah orang yang tidak berjalan sesuai dengan nasehat, rencana dan tujuan orang yang tidak beriman. Bagaimana cara hidup orang yang tidak beriman??
a. Menghalalkan segala cara
Untuk memperoleh apa yang mereka rencanakan, biasakan akan menghalalkan segala cara. Suatu pagi dalam mezbah keluarga diingatkan oleh Tuhan dengan satu tuntunan yang terdapat di Ulangan 18: 9-14 yaitu pesan yang Tuhan berikan ketika bangsa Israel dituntun Tuhan keluar dari tanah Mesir melalui Musa ke negeri yang berlimpah susu dan madunya. Tuhan berpesan apabila bangsa itu sudah sampai di tanah yang dijanjikan itu, janganlah engkau mengikuti cara hidup bangsa itu, janganlah ada padamu yang mempersembahkan anaknya laki2 dan perempuan kepada mezbah allah lain, meramal, bertenung, dan meminta nasehat kepada arwah. Nasehat yang sama mau saya sampaikan saat ini juga kepada Bapak/Ibu saudara, jangan kita terlibat dengan tindakan-tindakan seperti ini karena perbuatan ini sama dengan penyembahan berhala, dan Firman Tuhan jelas orang seperti ini tidak akan masuk sorga (I Korintus 6: 9-10).
Cara-cara hidup seperti ini harus kita tinggalkan. Mungkin saudara akan berkata saya tidak melakukan itu kok untuk mencari rezeki saya. Baiklah, mari coba kita koreksi cara kita berziarah…masihkan kita membawa sesuatu untuk dibawa dan diletakkan di kuburan?? Masihkah berbicara dengan ‘orang’ yang di kubur?? Saya mau ingatkan ini adalah perseteruan dengan Allah atau ini adalah bentuk penyembahan berhala. Sekali lagi saya ingatkan orang seperti ini tidak layak masuk sorga. Kalau saudara pernah melakukannya, saudara harus mengalami pemulihan dari hal itu kalau tidak itu akan menjadi akar dalam hidupmu yang membuat kamu tidak berkemenangan dalam hidupmu.

b. Segala sesuatu sering sekali berhubungan dengan tahayul
Orang-orang yang tidak beriman seringkali memandang dan meghubung-hubungkan nasehat-nasehat bijak dengan tahayul sehingga itu menjadi sesuatu yang salah. Misalnya Bapak/Ibu masih ingat beberapa nasehat dari nenek moyang (oppung-oppung) kita dulu, sebenarnya awalnya nasehat-nasehat itu baik adanya tapi orang-orang yang tidak beriman membuat nasehat itu menjadi sesuatu yang tidak baik.
Contoh: Pasti bapak/ ibu ingat dengan nasehat: Jangan menyapu rumah malam hari, jangan menjahit malam hari, jangan meminjamkan pisau malam hari dan banyak nasehat lainnya. Apa yang salah dengan nasehat tersebut?? Sesungguhnya nasehat ini dulunya sangat baik, karena pada zaman dulu penerangan belum seperti sekarang ini. Zaman dulu orang masih menggunakan lampu teplok (lampu yang masih terbuat dari bambu, bahkan banyak yang masih belum memakai lampu) dan rumah yang ada adalah rumah gadang (yang memiliki kolong) dan biasanya di bawah kolong itu ada banyak peliharaan. Kalau kita menyapu pada malam hari ditakukan ada benda-benda tajam yang jatuh ke kolong rumah atau ada barang lain yang jatuh ke kolong rumah dan kalau kita menjahit pada malam hari hal yang sama bisa terjadi dan hal ini membahayakan bagi binatang peliharaan kita. Kalau kita meminjamkan benda tajam pada malam hari yang sangat gelap, kita ndak melihat dengan jelas tangan orang yang sedang meminjam tersebut, ditakukan bisa melukai orang yang meminjam. Nasehat-nasehat ini sangat baik pada saat itu karena keadaan dan kondisi yang ada memang seperti itu, tidak seperti sekarang yang penerangannya sudah sangat baik. Tapi, masih banyak orang yang mengkeramatkan nasehat itu saat ini.
Saya pernah dengar, ada ibu-ibu berkata jangan pake dua piring, nanti bisa punya suami dua. Apa hubungannya bapak/ibu pake dua piring dengan punya suami dua? Kenapa nasehat ini dulu ada? Pada zaman dulu oppung kita masih menggunakan piring yang terbuat dari tanah liat, dan jumlahnya sangat terbatas. Jadi, nasehat ini diberikan supaya orang memakai seperlunya saja dan tidak merepotkan pada saat mencucinya karena pirin ini berat. Dari segi kesopanan juga akan kurang sopan kalau pake sekaligus dengan dua piring. Jadi alasannya jelas adalah penghematan dan kesopanan bukan supaya tidak punya suami/ isteri dua.
Satu contoh lagi Bapak/ Ibu, hal ini pernah kami bahas di pertemuan Alumni dari pelayanan saya. Kalu kita pergi ziarah, sepulang ziarah tidak boleh menoleh ke belakang?? Pernah dengar nasehat ini?? Kenapa nasehat ini diberikan oppung (nenek moyang) kita. Zaman dulu kuburan itu adanya dibukit-bukit, bisa dibayangkan saat kita pulang ziarah kita akan menuruni bukit yang berbatu-batu dan belum ada jalan seperti saat ini, apa yang terjadi kalau kita jalan menuruni bukit sambil menoleh ke belakang?? Akan terjatuh.
Dan masih banyak cara hidup dan nasehat2 orang yang tidak beriman. Firman Tuhan jelas mengatakan supaya Bapak/ Ibu saudara tidak menuruti nasehat/ rencana dan tujuan mereka.

Kedua: Diberkatilah orang yang tidak berjalan di jalan orang berdosa. Yang dimaksud dengan “jalan” (Ibr. derek) adalah perilaku atau gaya hidup. Bagi seorang pendosa, berbuat dosa bukan cuma masalah kegagalan – gagal berbuat benar –, tapi masalah kebiasaan – biasa berbuat dosa. Sesuatu yang sudah mendarah-daging, sebuah gaya hidup. “Berdiri di jalan orang berdosa” berarti mengikuti perilaku atau gaya hidup para pendosa

Ketiga: Diberkatilah orang yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Terjemahan lainnya, ia “tidak duduk di tempat duduk para pencemooh.” Artinya, ia tidak bergaul dengan atau terlibat dalam percakapan mereka yang suka menghina Allah, menyepelekan hukum-Nya, dan berlaku tidak adil terhadap sesamanya.

Ketiga pernyataan yang sejajar ini disusun menurut progresivitas atau perkembangan dosa. Dimulai dari “berjalan”, “berdiri”, akhirnya “duduk”. Dimulai dari “nasehat”, “jalan”, akhirnya “tempat duduk.” Artinya, dimulai dari sesekali mengikuti nasihat atau petunjuk orang yang tidak takut akan Allah, lalu memiliki perilaku atau gaya hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah, akhirnya menjadi salah satu dari mereka yang berani melawan Allah secara terang-terangan. Dimulai dari kompromi sesekali, lalu terus-terusan, akhirnya ketagihan. Cara satu-satunya untuk tidak berkembang seperti ini adalah dengan menjauhkan diri dari tahap yang paling awal dari proses tersebut, yaitu mengikuti nasehat atau petunjuk orang yang tidak takut akan Allah.

2. Hidup Menurut Taurat Tuhan
Ayat 2: tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Suatu kontra dari ayat yang pertama. Yang dimaksudkan dengan taurat Tuhan bukan hanya sepuluh hukum taurat yang diterima oleh Musa di Gunung Sinai atau bukan hanya kelima kitab yang ditulis oleh musa (Kejadian-Ulangan) saja. Dalam Mazmur 119 taurat Tuhan ini disinonimkan atau diartikan dengan peringatan-peringatan,” “jalan-jalan yang ditunjukkan” oleh Tuhan, “titah-titah,” “ketetapan-ketetapan,” “hukum-hukum”, “janji”, dan “firman TUHAN.” Ayat 2 ini menjelaskan Diberkatilah orang yang kesukaannya melakukan taurat Tuhan, mengikuti jalan-jalannya Tuhan, melakukan Firman-nya Tuhan. Kesukaan dalam hal ini bukan hanya kedisiplinan dalam mematuhinya tapi lebih kepada hasrat yang menyala-nyala untuk melakukannya.
Kemudian yang diberkati juga adalah orang yang merenungkan taurat itu siang dan malam. Ini berbicara kepada bukti konkrit dari orang yang mengasihi Tuhan. Bisa saja kita berkata saya suka dengan firman Tuhan atau saya mengasihi Tuhan, tapi mana buktinya? Hal itu akan nampak dalam kehidupan kita sehari-hari, cara hidup saudara. Saya mau bertanya malam hari ini, siapa diantara bapa/ibu yang suka dengan Firmannya Tuhan, yang suka dengan janji-janji-Nya Tuhan, yang suka dengan tauratnya Tuhan, boleh acungkan tangannya. Puji Tuhan, tapi saya mau bertanya lagi seberapa banyak isi Alkitab ini yang bapak/ibu hapal? Mana yang lebih Bapak/Ibu hapal firman Tuhan atau sinetron? Saya bukan melarang Bapak/Ibu nonton Sinetron atau nonton gosip tapi kalau bisa lebih baik jangan nonton itu karena tidak ada manfaatnya, tidak ada gunanya. Saran saya pilihlah tayangan yang berbobot, yang memiliki nilai edukasi, yang berguna untuk keluarga bapak/ibu. Saya dan anak saya senang dengan film-film animasi/ kartun karena menghibur, dan saya juga termasuk tipikal orang yang tidak mau menghafal/ mengingat apa yang ditayangkan di tv.

Apa bukti Bapak/Ibu suka merenungkan taurat Tuhan??
Bangun mezbah di tengah-tengah keluargamu, baik itu mezbah malam ataupun mezbah pagi. Keluarga saya banyak ditegur oleh Tuhan pada saat mezbah keluarga, saya selalu berdoa, Tuhan nyatakan tuntunanmu bagi keluarga saya. Saya rindu bapak/ibu maulai melakukan itu dalam keluarga. Kekuatan kita hanya ada pada doa, pujian dan penyembahan, tidak ada yang lain. Kalau kita sebagai orang kristen tidak suka bersekutu dengan Tuhan? Apalagi buktinya kalau kita ini adalah orang yang mengasihi Tuhan?
Saya punya anak yang masih berumur 19 bulan. Tapi dari sejak kandungan saya sudah berdoa dan tumpangkan tangan kepada anak saya, sebab kerinduan saya anak saya kelak akan jadi hamba Tuhan yang memiliki hikmad Salomo, sehingga sejak dini saya sudah ajarkan untuk hidup bergantung kepada Tuhan. Setiap mau tidur dan bangun tidur saya selalu ajak untuk berdoa. Terkadang dia masih malas untuk berdoa pagi, tapi saya sabar untuk mendidik dia dan saya ajarkan apa gunanya dia harus berdoa, dan kadang saya harus mendisiplinkan anak saya. Ada kalanya dia benar-benar tidak mau berdoa, saat itu saya akan mendisiplinkan dia dengan cara saya tidak memberikan apa yang dia mau hari itu. Kami punya kebiasaan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat atau Sabtu pergi jalan sore dan saya bawa dia naik 'odong-odong', kalau berketepatan pada hari tersebut di atas dia tidak mau saya ajak berdoa, maka saya mulai ingatkan bahwa hari ini tidak ada jalan-jalan dan tidak ada naik 'odong-odong' dengan demikian dia mulai belajar bergantung pada Tuhan. Memang awalnya bagi dia jika berdoa akan dapat hadiah dari papanya tapi saya yakin ini akan menjadi habit dalam hidupnya sehingga ada hasrat yang menyala-nyala untuk bersekutu dengan Tuhan. Pertanyaannya bagaimana dengan saudara yang secara fisik sudah dewasa??

3. Hidupnya akan Berhasil
Ayat 3: Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Kalau kita sudah mematuhi ayat pertama dan kedua ini: Tidak menuruti nasehat orang fasik, terus tidak berjalan di jalan orang yang tidak beriman dan tidak duduk di kumpulan pencemooh, tapi yang kesukaan kita, hasrat kita, kepuasan saudara adalah merenungkan dan melakukan perintahnya Tuhan. Maka Tuhan memberikan janji pada ayat 3 ini, maka saudara, keluarga saudara akan seperti Pohon di tepi aliran air. Pernah melihat pohon di tepi aliran air? Daunnya lebat, hijau, segar. Maka Tuhan juga akan membuat kita menjadi orang yang seperti itu. Apa saja yang kita perbuat pasti berhasil. Mungkin saudara berkata dalam hati. Saya sudah melakukannya, tapi kenapa saya masih miskin? Saya mau katakan saudara harus merubah orientasi hidup saudara. Saya berikan sebuah kesaksian: saya pernah mengikuti tes di sebuah perusahaan besar. Sepanjang test saya bergantung dan berdoa kepada Tuhan. Tuhan biarkan saya lulus dan diterima di perusahaan ini, kalau kelak saya lulus saya akan menjadi anak Tuhan yang sungguh-sungguh, saya akan setia mengikut Tuhan saya akan membayar persepuluhan saya, saya akan jadi saksinya Tuhan di tempat saya bekerja. Puji Tuhan saya lulus dari tes pertama ke tes berikutnya. Tapi karena orientasi saya adalah supaya lulus apa yang terjadi? Kelulusan saya dibatalkan. Awalnya saya sudah lulus tapi akhirnya perusahaan membatalkan. Kenapa? Karena orientasi saya salah.
Saya yakin dan percaya tahun ini adalah tahun multiplikasi dan promosi. Tapi kalau orientasi hidup saudara supaya dilipatgandakan keuangannya dan diberkati berlimpah dalam materi, saya mau ingatkan saudara, saudara mungkin bisa kecewa. Bukan saya tidak yakin dengan janji tersebut tidak berlaku dalam hal materi. Tapi Firman Tuhan juga berkata: Carilah dahulu Kerajaan Allah maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Yang menjadi masalah adalah sering kali orang menyusahkan hidupnya bukan untuk mencari yang empunya berkat yaitu Tuhan Yesus, tapi mencari berkatnya saja, banyak orang pergi ke gereja bukan lagi mencari Tuhan Yesus tapi orientasinya mencari berkat. Ketika dia tidak mendapatkan berkatnya dia kecewa lantas kembali menjadi orang kristen yang ogah-ogahan. Saya juga dulu melakukan kesalahan yang sama, semua saya orientasikan kepada berkat materi saja. Saya bersyukur Tuhan memulihkan saya bukan secara materi tapi secara roh, dan Tuhan tidak hanya memulihkan tapi Tuhan memakai saya sehingga saya bisa berdiri di tengah-tengah jemaat-Nya untuk melayani. Itu karena Tuhan sudah memulihkan orientasi hidup saya.
Kalau anakmu sehat, kamu masih bisa bangun pagi, masih bisa berjalan, masih bisa pergi kerja bagi yang bekerja, masih bisa pergi ke gereja bukankah itu sebuah berkat?? Saya akan berikan satu kesaksian lagi saudara: Ketika terjadi Tsunami di Aceh, sekitar Januari 2005 saya dan team penginjilan melakukan mission trip ke Aceh (Meulaboh-Aceh Barat) bersama team dari Amerika dan Filippina saat itu kami bergabung dalam Team Medan Peduli di bawah penggembalaan satu gereja lokal. Karena kami di Aceh ada beberapa minggu maka hari minggu, kami harus melakukan Ibadah. Saudara tahu karena peraturan yang ada saat itu tidak memperbolehkan melakukan Ibadah, maka kami melakukan Ibadah di posko dan saat menyanyikan Pujian kepada Tuhan, kami tidak boleh mengeluarkan suara, kami hanya boleh bernyanyi di dalam hati saja, sungguh suatu ironi bagi saya sendiri karena saya belum pernah melakukannya sebelumnya, sebagai orang yang biasa bebas mengekspresikan diri saat ibadah saya sungguh tidak menikmati itu. Tapi, kami terpaksa harus melakukannya saat itu karena kami tidak mau menutup pintu penginjilan yang sudah mulai terbuka di Aceh.
Dan saya mau beritahu satu hal lagi kepada saudara, banyak orang saat ini tidak bisa melakukan ibadah dengan tenang. Kemaren Bapak Pdm. Joshua Ginting bercerita kepada kami di kelas KOM bahwa gereja kita yang ada di Aceh sedang diancam untuk ditutup oleh masyarakat Aceh yang ada di sana, sehingga jemaat ketakutan saat beribadah. Syukur kepada Tuhan bapak Pdm. Joshua Ginting dipakai oleh Tuhan untuk menguatkan iman saudara kita yang ada disana, sehingga mereka dikuatkan dan Gereja ini tetap menjadi berkat di tempat itu hingga saat ini. Masih segar dalam ingatan kita peristiwa di Temanggung dan penusukan jemaat HKBP? Semua hal ini menjadi bukti bahwa di sebagian tempat orang tidak bisa melakukan ibadah dengan leluasa seperti yang lainnya.
Jadi ubah orientasi hidupmu saat ini. Bukan kepada berkatnya tapi kepada Tuhan Yesusnya. Kalau hidup kita sudah menyenangkan hati Tuhan Yesus, saya mau katakan kalau Tuhan menganggap kita sudah layak menerimanya, pasti akan Tuhan berikan dan memberikannya secara berkelimpahan.
Akhirnya saudara, kiranya Firman Tuhan menolong bapak/ibu saudara dan saya untuk hidup sesuai dengan apa yang Firman Tuhan katakan, bukan sesuai dengan apa yang kita mau, sehingga kita menjadi umat yang layak menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Lakukanlah Firman Tuhan, maka Firman itu akan menolongmu untuk berhasil.

Nats Bacaan:
(1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
(3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar