Selasa, 11 Oktober 2011

DIBERKATI DAN MENGHASILKAN BUAH

DIBERKATI DAN MENGHASILKAN BUAH
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.(Yohanes 15:7)

Sesuai dengan tuntunan gereja kita tahun ini bahwa tahun 2011 adalah tahun Multiplikasi dan Promosi. Sebelum saya menguraikan lebih lanjut tentang kunci diberkati dan menghasilkan buah (Multiplikasi dan Promosi) sampai bulan Oktober ini berapa orang dari saudara yang sudah mengalami Multiplikasi dan Promosi dari Tuhan Yesus?
Kalau saudara membaca perikop dari firman Tuhan ini dengan lengkap (1-8), maka saudara akan menemukan satu kunci bagaima untuk bisa menghasilkan buah, bagaimana untuk mengalami multiplikasi dan promosi, bagaimana supaya doa-doa saudara dijawab oleh Tuhan? Kuncinya adalah tinggal di dalam Pokok Anggur tersebut.

Tinggal di Dalam Pokok Anggur
Ketika manusia pertama diciptakan ada hubungan yang harmonis antara pencipta dengan Adam dan Hawa sebagai manusia yang diciptakan, dimana Tuhan sang pencipta selalu bersama Adam-Hawa demikian juga sebaliknya. Tetapi ketika manusia jatuh dalam dosa maka hubungan itupun terputus dan manusia itu ‘dibuang’ dari ‘lingkungan’ Allah walaupun tidak pernah dan tak akan pernah dibuang dari hati-Nya Allah. Maka sejak Zaman para Nabi, Allah selalu mengambil inisiatif bagaimana supaya manusia kembali tinggal di dalam lingkungannya Allah. Berbagai aturan, hukum dan standard Tuhan berikan untuk satu tujuan supaya manusia itu bisa kembali tinggal di dalam lingkungannya Allah. Tinggal di dalam Allah berarti juga menjadi bagian dari Kerajaan Allah yaitu surga yang kekal.
Hari-hari ini banyak orang berpikiran bahwa surga adalah tempat orang-orang baik dan neraka adalah tempat orang jahat/ bandal, maksudnya kalau selama hidup dia berkelakukan baik maka kelak dia akan masuk surga dan juga sebaliknya. Mindset ini sudah tertanam sejak dini, sejak kanak-kanak, bahkan tidak jarang pengajaran yang salah ini dimulai dari sekolah minggu, dimana seorang guru sekolah minggu mengajarkan kepada anak-anak sekolah minggu-nya demikian: “Anak-anak jadilah kamu menjadi orang baik supaya nanti masuk sorga, jangan suka bandel dan melawan nanti bisa masuk neraka lho. Siapa yang mau masuk surga? Karena itu harus menjadi anak yang baik dan tidak suka melawan”. Bahkan ada satu lagu sekolah minggu yang inti syairnya hampir sama dengan pengajaran yang diberikan guru sekolah minggu di atas. Bahkan hal ini sudah membudaya di masyarakat kita yang majemuk dimana untuk mendapatkan segala sesuatu harus ada usaha, sehingga orang juga mengajarkan untuk mendapatkan surga maka harus berbuat baik.
Kalau surga diberikan kepada orang yang berbuat baik (standar kebaikan tentunya tidak pernah melakukan satu kesalahan pun) maka adakah dari antara saudara yang akan memperoleh surga itu? Saudara mungkin berkata: saya sudah melayani, saya hamba Tuhan atau saya sudah menggambalakan suatu gereja, saya penginjil bahkan jenis pelayanan lainnya, tapi adakah diantara saudara yang membaca artikel ini yang tidak pernah melakukan satu dosa pun? Jika kita semua sudah pernah melakukan dosa, masihkah bisa dikatakan baik? Tentunya tidak. Karena Yakobus 2:9 mencatat: Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
Roma 9: 31-32 mencatat bahwa “Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan”. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa walaupun bangsa Israel yang notabene adalah bangsa pilihan berusaha untuk mengejar hukum yang mendatangkan kebenaran (right standing with God) tapi usaha ini tetap sia-sia karena mereka tidak sampai kepada kebenaran tersebut. Karena tentunya mereka pasti melakukan kesalahan.
Sesungguhnya surga itu merupakan sebuah anugerah yang Tuhan berikan kepada semua manusia secara cuma-cuma, bukan karena usaha atau pekerjaan baik, bukan karena kesalehan hidup atau karena pelayanan. Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Jadi keselamatan/ surga Tuhan berikan semata-mata oleh kasih karunia Tuhan Yesus kepada manusia. Hanya respon iman yang harus anda berikan sehingga keselamatan itu menjadi milik saudara bukan karena kesalehan hidup dan pelayanan yang diberikan. Sekaliber apapun saudara melayani maka hal tersebut tidak menjadi penentu.
Matius 7: 22-23 memberikan fakta kepada kita bahwa Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Kalau anda melihat uraian dari Firman Tuhan ini, kira-kira siapa orang yang dimaksud dalam konteks ini? Siapa orang yang biasa bernubuat, mengusir setan dan mengadakan mujizat? Jemaat biasa? Bukan. Pendeta? Iya. Orang-orang yang disebutkan dalam konteks ini adalah para hamba-hamba Tuhan dan penginjil-penginjil, mungkin seperti saya sendiri.
Apa yang salah dengan mereka sehingga pada akhirnya mereka ditolak? Apakah karena mereka tidak setia seperti tanggapan sebagian orang? Ayat tersebut tidak mengatakan demikian. Apakah karena pelayanan mereka (bernubuat, mengusir setan dan melakukan mujizat)? Apakah bernubuat salah? Apakah mengusir setan di dalam nama Tuhan Yesus itu salah? Apakah melakukan mujizat di dalam nama Tuhan Yesus itu berdosa? Tidak. Lalu kenapa mereka ditolak bahkan pada disebut sebagai pembuat kejahatan? Perhatikan kata ‘kami’ pada ayat di atas. kami bernubuat demi nama-Mu, kami mengusir setan demi nama-Mu, dan kami mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu. Kata kami dalam konteks ini menunjukkan pengandalan diri dari orang tersebut. Jadi yang membuat mereka ditolak bahkan disebut pembuat kejahatan karena mereka beranggapan bahwa dengan pelayanan mereka, maka mereka dilayakkan untuk menerima keselamatan tersebut. Bukahkah banyak gereja hari-hari ini masih mengajarkan hal-hal yang seperti itu? Saya katakan: bertobatlah gereja dan organisasi pelayanan yang mengajarkannya sebelum Tuhan sendiri ‘mengenyahkan’ dan menganggap anda pembuat kejahatan. Dan kalau ada dari para sahabat yang masih memiliki konsep bahkan mengajarkan hal yang sama, bertobat!
Jadi, kalau demikian halnya bagaimana agar keselamatan itu menjadi bagian anda? Roma 10: 9-10 menguraikan “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati berbicara tentang iman.
Iman memiliki tiga content penting didalamnya, yaitu: pengetahuan, persetujuan dan pengakuan/ pengandalan. Misalkan, saat anda sedang menderita sakit demam. Anda tahu bahwa dr. Iskandar Chandra seorang dokter bahkan seorang dokter yang diurapi oleh Tuhan, apakah dengan hanya mengetahui bahwa dr. Iskandar Chandra seorang dokter yang diurapi oleh Tuhan lantas anda menjadi sembuh? Tidak. Dibutuhkan persetujuan. Oke, anda tahu dan setuju bahwa dr. Iskandar Chandra seorang dokter yang diurapi oleh Tuhan, apakah dengan demikian lantas penyakit anda sembuh? Tidak. Dibutuhkan pengandalan diri yaitu anda datang ke klinik GBI Medan Plaza dan berobat disana, maka dr. Iskandar Chandra akan memeriksa dan mengobati serta mendoakan anda seperti yang biasa beliau lakukan.
Jadi keselamatan juga berlaku sama. Dengan mengetahui dan setuju bahwa Tuhan Yesus naik di atas kayu salib untuk menebus dosa setiap umat manusia tidak lantas membuat anda diselamatkan. Anda perlu mengandalkan Dia, mengaku dengan mulut dan percaya di dalam hati saudara maka keselamatan akan dianugerahkan kepada anda. Yohanes 6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya (who adheres to, trusts in, relies on, and has faith in Me), ia mempunyai hidup yang kekal. Hidup yang kekal, keselamatan yang kekal diberikan kepada orang yang percaya. Hanya percaya.
Sebelum saya membukakan rahasia berikutnya, saya rindu mengucapkan doa di bawah ini dengan kesungguhan hati saudara:
Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!
Jika saudara mengucapkan doa di atas dengan penuh kesungguhan hati. Sesuai dengan kebenaran firman Tuhan saya berkata: Saat ini anda sudah berada dalam lingkungan Allah dan saat ini anda sudah melekat dengan Pokok Anggur tersebut. Selamat datang dalam keluarga Allah.

Janji-Janji Tuhan Yesus
Ketika anda mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati bahwa Yesus sebagai juruslamat anda pribadi maka Yesus menyebut saudara sebagai anak-Nya. Lalu sebagai anak, berkat apa yang Tuhan janjikan kepada saudar? Roma 8:17 menegaskan demikian: Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Di dalam bahasa Ibrani kata ahli waris diterjemahkan dari kata: klhronomov (kleronomos), artinya: ahli waris, berhak menerima, seorang ahli waris, menjadi ahli waris, orang yang telah memperoleh atau memperoleh bagian. Sebagai anak-anaknya saudara dan saya berhak menerima apa yang sudah dijanjikan bagi setiap anak-anakNya yang percaya kepada-Nya.
Kembali kepada Yohanes 15:7 di atas yang mengatakan Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Firman Tuhan memberikan jaminan bahwa apa saja yang kita doakan, maka Tuhan akan memberikan. Jadi apapun yang menjadi kerinduan saudara di tahun Multiplikasi dan Promosi ini, karena anda sudah menjadi anak-Nya, percayalah itu akan Tuhan berikan kepada anda. Bahkan 1 Korintus 2:9 Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  Ijinkan saya mengutip perkataan hambaNya: Percayakah engkau akan hal ini? Jadilah padamu seperti yang engkau imani…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar